JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan bahwa pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja sangat penting dan memiliki aspek yang luas untuk mewujudkan keluarga Indonesia yang berkualitas.
"Proporsi jumlah remaja di Indonesia sangat besar, karena itu pengetahuan tentang kesehatan reproduksi menjadi hal yang serius yang harus dipahami, " kata Kepala BKKBN saat melantik Safrina Salim sebagai Direktur Bina Kesehatan Reproduksi BKKBN, di Jakarta, Selasa (4/1/2022).
Remaja kata Kepala BKKBN, adalah tulang punggung negara. "Untuk itu penting mengawal remaja menjadi keluarga yang berkualitas. Negara pun akan maju dengan sumber daya manusia yang berkualitas, " katanya.
Menurut Kepala BKKBN, banyak sekali tantangan untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi secara komprehensif, yang dimulai dari usia dini sampai dengan usia dewasa, karena kesehatan reproduksi merupakan siklus panjang kehidupan manusia.
"BKKBN mengemban amanah dalam urusan keluarga berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (Kespro). Ini menjadi pilar yang sangat penting dalam menciptakan generasi yang unggul untuk Indonesia maju pada masa depan, melalui peningkatan keluarga yang berkualitas, yang juga dimulai dari kualitas kesehatan reproduksinya, " tutur Kepala BKKBN.
Hasto Wardoyo juga menyatakan bersyukur, karena pendataan keluarga sudah selesai, dan terkait pendidikan tentang kesehatan reproduksi ini juga akan dimasukkan dalan Rencana Aksi Nasional (RAN), dan ada targetnya pada 2022 ini.
Ada juga, Pusat Informasi dan Konsultasi (PIK) keluarga, yang di dalamnya ada unsur bidan, PKK dan kader BKKBN yang akan membantu memberikan pengetahuan dan sosialisasi terkait kespro.
BKKBN, lanjutnya, juga akan terus menyosialisasikan kesehatan reproduksi melalui berbagai lini, karena untuk mengubah perilaku masyarakat harus didahului dengan perubahan pola pikir (mindset) dan untuk itu perlu diubah pengetahuannya.(***)